SERANG – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Serang terus menjalankan program prioritas dan meningkatkan kesiapsiagaan dalam penanganan bencana meski menghadapi efisiensi anggaran dari pemerintah pusat. Meski beberapa kegiatan dikurangi, BPBD tetap fokus pada peningkatan kapasitas personel dan relawan, serta mempercepat respons terhadap kebakaran dan bencana lainnya demi melayani masyarakat secara optimal.

Di bawah kepemimpinan Pelaksana Tugas (Plt) BPBD Kabupaten Serang, Ajat Sudrajat, dan Sekretarisnya, Ade Ivan Munasyah, telah memilih program-program yang tetap diprioritaskan sebagai tindak lanjut dari Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025 tentang efisiensi penggunaan APBD dan APBN.

“Personel kita ada 253, mereka harus diberdayakan dan harus ditingkatkan kapasitas serta dilengkapi peralatannya,” kata Ivan.

Ivan juga menjelaskan, waktu respons penanganan kebakaran dan bencana kini jauh lebih cepat, yaitu rata-rata 6,7 menit. “Yang perlu dipahami terkait respons tim itu dalam mengelola informasi hasil koordinasi dengan pihak terkait sebelum kita mengirim personel ke lapangan. Jadi bukan begitu ada bencana kita langsung ada di lokasi,” ujarnya.

Ia memastikan seluruh pegawai dan personel BPBD siap melayani masyarakat selama 24 jam. “Setiap apel kita sampaikan Danru dan Danton harus selalu siap ketika dibutuhkan. Jangan sampai ketika ada bencana dan kebakaran kita sibuk mencari personel, makanya kita berlakukan sistem piket,” jelas Ivan.

Dalam menjaga kedisiplinan, BPBD memutus kontrak kerja enam personel pada awal 2025 karena sering tidak masuk kerja. “Kita sudah perjuangan honornya dan sudah kita usulkan agar bisa ikut tes PPPK. Kita sudah lakukan pembinaan tapi tetap tidak ada perubahan, maka dari hasil evaluasi maka kita berhentikan,” ungkapnya.

Kepala Bidang Damkar BPBD Kabupaten Serang, Boyatno, menyampaikan bahwa selama Januari hingga April 2025, mereka telah menangani 132 kasus non kebakaran seperti mengevakuasi ulang, melapas cincin, hingga mengevakuasi handphone yang tercebur ke selokan. “Ini murni laporan dari masyarakat yang masuk ke kita dan yang sudah kita tangani,” ujarnya.

Boyatno menambahkan bahwa kasus non kebakaran yang paling banyak ditangani meliputi evakuasi binatang sebanyak 41 kasus, evakuasi sarang tawon 66 kasus, pemotongan cincin gelang 13 kasus, dan mengevakuasi HP yang tercebur di selokan. “Kita paling banyak melakukan penanganan di bulan April ini, ada 50 kasus. Sedangkan untuk Maret lalu ada 34 kasus, Februari 18 kasus, dan Januari 30 kasus non kebakaran yang kita tangani,” terangnya.

Dalam menangani kebakaran dan non kebakaran, Bidang Damkar selalu berkoordinasi dengan Damkar daerah lain, BASARNAS, dan kepolisian. “Untuk kasus kebakaran sendiri dari Januari hingga April ini sudah ada 13 kasus yang terdiri dari 10 kasus kebakaran rumah dan tiga kasus kebakaran industri,” kata Boyatno.

Dengan berbagai upaya ini, BPBD Kabupaten Serang tetap berkomitmen memberikan pelayanan terbaik dalam menghadapi bencana demi keselamatan masyarakat. (Adv)